Kunjungan Wakil Ketua DPRD Sulsel: Jalin Dialog Konstruktif Antara Legislatif dan Akademisi

  • 12 Agustus 2025
  • 07:59 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa - Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Supriyadi Arief, S. Pd.I., M. S.I., melakukan kunjungan ke  Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar pada Senin, 11 Agustus 2025, yang bertujuan untuk menjaring aspirasi sekaligus mendorong kolaborasi strategis dengan lingkungan perguruan tinggi.

Kunjungan ini disambut hangat oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Prof. Dr. H. Barsihannor, M. Ag., beserta wakil dekan, jajaran pimpinan jurusan, dan dosen FAH di Ruang Senat FAH. Dalam sambutan pembukanya, Prof. Barsihannor menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif pimpinan DPRD untuk turun langsung berdialog dengan civitas academica.

"Kami merasa sangat berterima kasih atas kunjungan ini. Forum seperti ini adalah jembatan emas yang menghubungkan dunia akademik dengan para pengambil kebijakan," ujar Prof. Barsihannor. "Gagasan, riset, dan pemikiran kritis yang lahir dari kampus membutuhkan saluran untuk dapat diimplementasikan menjadi kebijakan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat. Kami harap pertemuan ini menjadi awal dari sinergi yang lebih kuat dan berkelanjutan."

Mengawali paparannya, Supriyadi Arief menekankan visinya untuk dunia politik yang lebih berkualitas. Ia berharap panggung politik diisi oleh individu-individu terdidik yang memiliki konsep dan kapasitas mumpuni, termasuk dari kalangan akademisi.

"Kami di legislatif sangat membutuhkan masukan, kritik, dan gagasan segar dari para akademisi di Sulawesi Selatan," tegas Supriyadi. Ia menyuarakan keprihatinannya terhadap dinamika politik saat ini, di mana kapasitas dan pemahaman fungsi terkadang dikesampingkan. "Jika dunia politik tidak diisi oleh orang-orang yang berkapasitas, maka potensi kerusakan di daerah akan lebih besar. Kita harus mencegah itu bersama."

Ia mencontohkan pengalamannya saat pertama kali terpilih menjadi pimpinan DPRD tanpa pengalaman sebelumnya. "Meskipun tanpa pengalaman, saya berani mengambil risiko karena saya memiliki konsep yang jelas. Keberanian yang didasari oleh konsep inilah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin," tambahnya.

Sebagai bukti konkret dari kepemimpinan berbasis konsep, Supriyadi memaparkan gagasan utamanya terkait percepatan pembangunan infrastruktur jalan di Sulawesi Selatan melalui skema "Bultias" (Build, Operate, Transfer, and Service dengan sistem tahun jamak). Konsep ini dirancang untuk memastikan seluruh ruas jalan yang menjadi kewenangan provinsi dapat ditangani secara tuntas hingga tahun 2027.

"Alhamdulillah, melalui perjuangan di legislatif, kami telah berhasil menyepakati alokasi anggaran sebesar Rp 2,3 triliun untuk program pembangunan jalan ini," ungkapnya. Ia menambahkan, khusus untuk daerah pemilihannya yang meliputi Kabupaten Wajo dan Soppeng, seluruh ruas jalan provinsi telah dialokasikan anggarannya dan siap dikerjakan mulai tahun depan.

Sesi diskusi interaktif menjadi puncak acara, di mana para civitas akademik FAH menyampaikan berbagai aspirasi. Ketua jurusan SPI Chaerul Mundzir Mochtar Luthfi, S. Hum., M. Hum., mengapresiasi terobosan perbaikan infrastruktur, namun sekaligus menyuarakan kebutuhan mendesak akan fasilitas penunjang pendidikan.

"Kami sangat mengapresiasi program perbaikan jalan yang telah berjalan. Namun, sebagai insan akademik, kami juga berharap adanya perhatian untuk pembangunan fasilitas seperti laboratorium sejarah dan filologi, serta museum mini peradaban Islam di lingkungan kampus sebagai sarana pembelajaran praktis," usulnya.

Selain itu, juga disampaikan aspirasi agar pemerintah daerah memberikan perhatian lebih kepada lulusan Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI). Usulan tersebut mencakup kemudahan dalam formasi penerimaan Aparatur Sipil Negara (ASN) bagi sejarawan dan pelibatan aktif mereka dalam proyek riset kolaboratif mengenai sejarah dan budaya lokal di Sulawesi Selatan.

Menanggapi seluruh masukan, Supriyadi Arief menegaskan komitmennya untuk membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya. Ia berjanji akan memfasilitasi kebutuhan para akademisi dan mahasiswa untuk kemajuan bersama.

"Saya mencatat semua usulan dan harapan yang disampaikan. Pintu saya selalu terbuka. Terkait birokrasi, terutama bagi mahasiswa yang ingin melakukan kegiatan positif di luar kampus, akan saya bantu permudah selama tidak melanggar hukum," janjinya.

Secara khusus, ia bahkan menyatakan kesiapannya untuk turut berkontribusi secara pribadi jika ada kegiatan penting seperti konferensi internasional yang terkendala biaya. Pertemuan ditutup dengan komitmen untuk menindaklanjuti seluruh aspirasi yang telah tercatat dan menyampaikannya kepada pihak eksekutif agar dapat direalisasikan.